Untuk Mahasiswa Yang Tejerat Terlilit Dan Terhimpit Pinjol

 

Untuk Mahasiswa Yang Tejerat Terlilit Dan Terhimpit Pinjol
Untuk Mahasiswa Yang Tejerat Terlilit Dan Terhimpit Pinjol

Hai, kuliah kehidupan untuk mahasiswa yang terjerat, terlilit, dan terhimpit.


Beberapa hari yang lalu, seorang mahasiswa menceritakan bahwa dia terlilit hutang di pinjol. Saya sebenarnya tidak terlalu mengikuti tentang pinjaman orang. Tapi setelah mendengar cerita dari mahasiswa ini, saya jadi mencoba kritis terhadap penjual-penjual ini. Saya mencoba mencari tahu dan melakukan riset dari media sosial dan YouTube tentang konsumen-konsumen atau debitur-debitur dari penjual-penjual ini. Dan hasilnya, wow, ternyata penjual-penjual itu sangatlah mengerikan, sistem kerja mereka yang sangat luar biasa mencekik, beserta bunga-bunganya yang sangat tinggi, berkedok biaya admin, dan dengan tenor yang luar biasa singkat. Bahkan ada yang menerapkan tenor lima belas hari sekali, yang sangat aneh, karena pada umumnya orang-orang Indonesia mendapat gaji per hari, per minggu, per bulan. Dari ini, tenor dari beberapa pinjol ini 15 seri, yang berarti dalam sebulan harus dua kali melakukan pembayaran. Ini ngeri, loh.


Awalnya, selain berkuliah, dia juga merintis beberapa usaha kecil, berinvestasi, dan juga bekerja part-time. Pertama-tama, bukan yang biasa, seperti di coffee shop atau restoran, tapi dia bekerja part-time sebagai admin atau cybersecurity. Kalau tidak salah, bayarannya itu banyak untuk sekelas partner. Di sini, dosanya dia seharusnya tidak ada kendala ekonomi apapun untuk mengalami kekurangan dalam berdinamika di kehidupan remaja dan dewasa awalnya. Namun, titik jatuhnya dia itu ada ketika dia salah mengambil keputusan dan melakukan investasi. Dia adalah seorang investor enthusiast dari saham, crypto, reksadana, dan sebagainya. Dia selalu menyisihkan pendapatannya untuk berinvestasi. Saya pun begitu salut ketika dia menunjukkan screenshot dari portofolionya yang banyak menunjukkan angka hijau. Bahkan saya sedikit tertarik untuk modelisme. Jadi, raja-raja dia bercerita tentang bagaimana dia tertipu oleh money games berkedok trading yang sempat premanen, seperti binomo. Keuangannya mulai berantakan dan dia kesulitan untuk membayar kuliah.


Oh ya, dia dari awal selalu membayar kuliah dengan uangnya sendiri, tanpa bantuan keluarganya. Buat kenapa? Kita juga tidak perlu tahu lebih lanjut, karena itu pesan pribadinya dan dia pasti memiliki alasan mengapa. Untuk membayar uang kuliahnya, dia pinjam online, pinjol. Di sini, dia masih bisa survive untuk membayar cicilan karena usaha investasi dan kerjanya masih berlanjut dengan lancar. Awalnya, saya penasaran berapa sisi lain yang harus dibayar per bulan. Dia tetap pinjam 9 juta dan katanya cair hanya sekitar depan juta sekian. Sedangkan dia harus bayar sekitar 14.006.605 rupiah dengan tenor 6 bulan. Yang berarti, kalau dihitung per bulannya, sekitar 2 jutaan. Ini mengerikan, karena seharusnya dia bayar kuliah cuman 9.265.902 rupiah, dan pinjol yang memang luar biasa kejam, ia harus bayar kuliah ambil 15 juta per semester, dan ini berlanjut selama dua kali, yang berarti selama satu tahun, penjualnya masih bisa survive.


Puncaknya adalah ketika Kemendikbud memulai kebijakan kuliah tatap muka, yang mana dia mahasiswa semester tua harus kembali hidup dan berangkat ke kampus secara offline. Di sini, yang sebelumnya dia tidak ngekos, jadi ada tambahan pengeluaran untuk kos, makanan, bensin, beli listrik, dan WiFi. Kosnya. Dia mulai melakukan pinjaman online lain untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya, jadi bisa dibilang, gali lubang tutup lubang. Ditambah kegiatan pula yang mengharuskan dia untuk selalu aktif. Otomatis, pengeluarannya semakin membengkak. Keadaan terhimpit ini membuat dia panik dan kehilangan fokusnya. Usahanya perlahan-lahan mulai menurun, obyek investasinya yang salah analisa, hingga dia mengalami kerugian karena dia tidak bisa fokus dan dianggap bisa bekerja. Ditambah gretel yang sempat aglow tanpa prediksi, semua orang, yang bahkan mungkin sudah expert di sana, ya membuat dia kehilangan semua aset dividenya. Dia mulai menjual barang-barang pribadinya, dari alat musik sebagai hobinya, terus koleksi-koleksinya, seperti aksesoris mobil dan motor, mungkin konsol games. Bahkan yang makin melumat dia habis adalah ketika dia menjual alat untuk dia mencari uang sehari-hari, yaitu laptop dan komputernya. Setelah itu, dia mulai hancur.


Pokok pinjaman yang dia pinjam totalnya sekitar 30 juta lebih, tapi dia harus mengembalikan lebih dari 60 juta, berarti dua kali lipat itu, dan semuanya tenor pendek, enam bulan, kayaknya. Oke, jadi cukup pengalaman dari mahasiswa saya. Saat ini, saya akan memberikan roadmap atau peta untuk kalian yang mengalami nasib yang sama, supaya bisa keluar dari semua ini.


Terlalu jelas, stop, dan jangan lagi. Ya, kalau memang kalian butuh, ajukanlah pinjaman ke bank. Di Jerman Gebang, pasti udah lebih manusiawi daripada pinjol. Setahu saya, pun nggak sulit untuk mengajukan pinjaman ke bank, ya, apalagi kalian yang usianya sudah 21 tahun, mungkin udah banyak mulai dari enam juta sampai 50 juta, tapi masih dua belas buat mahasiswa-mahasiswa 21 tahun mengajukan pinjaman untuk kuliah mereka.


Kedua, tetap tenang dan jernihkan pikiranmu. Jangan-jangan stres, lah. Disitu kalian tahu, itu ga bisa dihindari, ya. Kenapa kalian bikin stres, mending kalian tenangkan diri. Fokus, ketika kamu udah mulai tenang, mulailah berfikir untuk cari jalan keluarnya. Semisal, sekiranya keluargamu itu mampu dan hutang videomu tidak banyak, komunikasikan ke mereka, jadi pusatkan utangmu satu titik aja. Katakan, "Orang tua, saya mohon maaf, tapi saya tertipu dan terjebak pinjol. Saya mau minta pertolongan agar hutang saya di-cover dulu, nanti setiap bulan saya cicil dengan uang saku dan pengasihan saya. Karena setelah pengalaman ini, saya sudah bertekad untuk mencari pekerjaan."


Jadi, punya utang, pinjem saja kurang wangi, terus setiap bulannya kamu angsur satu setengah juta selama dua tahun. Kalau pun orang tuamu ngasih bunga, itu, mereka juga gak mungkin pasti kamu tetep disuruh ngangsur satu juta selama 30 bulan. Tentukan masih 2able. Jadi di sini, kalau nggak perlu malu, komunikasinya aja, SMS semua orang yang mungkin bisa membantu kalian.


Pinjol memang salah bernama, kejam, tapi kalian juga salah karena juga berutang. Jadi akui kesalahan kalian ini akan menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kalian tentang keuangan. Ketiga, jika memang dirasa utang sudah tidak bisa dipusatkan, ya udah, keren, gagal bayar saja. Begini terdengar menyedihkan, ya, tapi enggak pa-pa. Keren, tenang aja. Yomamen saya tentang pinjol. Tidak ada Tuhan hukum yang bisa menyebabkan kalian dipenjara. Jadi kalian hadapi aja, jangan gede lubang tutup lubang, jangan juga jual aset yang penting untuk kalian hidup, seperti rumah, kendaraan, dan gadget penting. Kalaupun ada uang, gunakan dulu untuk kebutuhan hidupmu, tapi di sini, karena harus tetap berlatih manajemen keuangan, pastikan tetap ditekan pengeluaranmu. Berimanlah, jadi memang para penjual memang kejam, tapi utang dulu, bang. Kalian harus tetap bayar.


Oke, sebetulnya kasus pinjol itu sangat menarik buat diulik, ya, buat tahu, karena banyak yang masih belum mengerti betapa bahayanya pinjol. Dan karena saya tertarik, akhirnya saya minta pendapat tentang kasus mahasiswa saya ini ke teman saya yang bekerja di hukum dan yang juga paham soal masalah hukum. Ini saya bahas yang legal ya, kalau ilegal saya belum pelajari. Jadi menurut teman saya, jika di masa penagihan kalian mendapatkan ancaman yang tidak menyenangkan, screenshot saja jika itulah pesan, dan kamu juga itulah telepon. Silahkan kalian laporkan ke OJK. Selanjutnya, jika mendapatkan pesan dari debt collector, sebisa mungkin balas pesan dari DC, itu kan juga ada telepon. Sebisa mungkin angkat. Di sini, kalian harus bisa menguatkan mental kalian, karena pasti benar-benar menguras energi dan mental, cb-nya pasti capek. Nah, dengan melakukan hal itu tadi, kalian baru 100% mereka, kalian telepon, terus mereka, kalian angkat, rusuh mereka. Di sini, kalian sudah menunjukkan bahwa kalian kooperatif untuk menyelesaikan tanggungan kalian, dan hal ini menutup kemungkinan untuk pihak-pihak pinjol ini menghubungi kontak darurat kalian, kontak terdekat kalian, karena sesuai prosedur OJK, pinjol ini tidak boleh menghubungi kontak darurat kecuali ada hal-hal yang terjadi, salah satunya debitur bisa dihubungi selama sekian hari. Jadi, juga kurang tahu, tepatnya. Tambahnya mungkin, jangan pernah ajukan perpanjangan, ya, kalau kalian mampu, gapapa, tapi kalian harus pertimbangkan lagi matang-matang, karena kalau misal kalian ajukan perpanjangan, itu enggak ngover, ya, maksudnya kalian cuman memperpanjang penderitaan kalian sendiri. Terus, merosot aturan OJK tuh, pihak pinjolannya boleh menagih 90 persen keterlambatan hari pertama, setelah itu dinyatakan tidak bisa membayar, dan nama kalian akan dimasukkan ke daftar daftar hitam. Efeknya, apa, kalian cuman di-blacklist untuk melakukan pinjaman dalam bentuk apapun. Oh ya, kalau menurut saya sih, nggak papa.


Ya, ini pembelajaran untuk kalian supaya lebih berhati-hati terhadap uang. Terus, solusinya gimana, Pak? Solusinya, ya udah, deviasi aja, fokus, berdamai dengan diri sendiri, perbaiki kualitas diri. Lagu, carilah pendapatan kasarnya. Carilah cash keras untuk membayar semua utang itu dan menutup semuanya, supaya kalian bisa membuka lembaran baru. Kalaupun kalian kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, silahkan hubungi saya. Nanti saya tinggalin email saya di deskripsi atau di page channel saya. Kalau kalian memang semangat dan mau belajar, kerjasama, saya boleh. Nanti saya kasih kerjaan yang emang saya selesai, tapi kalau kalian gak semangat, ya nanti saya bantu untuk mendapatkan pekerjaan, jika memang ada kenalan saya di daerah kalian.


Hai, tapi Pak, saya keberatan untuk bayar bunganya, yang memang sebetulnya buah itu memang kejam, ya, ngeri lo itu, mereka 2008 persen, yang kalau misalnya 0,8 persen per hari, yang berarti sebulan 24 persen. Ini kalau misal kalian tenor 3 bulan gitu, jadi bisa 70-129 bunganya, dan itu marah tuh diambil 100 persen dari bunga dari pinjaman pokok kalian. Itu luar biasa, sih.


Hah, ya, emang, tapi itu dari suhu kalian, ya, karena pasti ketika kalian minjam tuh, kalau yang legal, ya keren, masih ada tanda tangan, kan, tapi kalau dari saya, itu ada metode lain untuk mengurangi atau bahkan menghapus bunga pinjaman, sehingga kalian hanya membayar pokoknya aja, tentunya untuk pria ini, kalian bilang terbit kolektor yang nanti datang ke rumah, terus ngomongnya baik-baik. "Halo, Pak, Bu, Mas, bak monas, tapi cuman punya uang cukup untuk membayar bunga pokoknya, gimana? Tolong saya minta arahnya." Jadi, kalian bisa juga no solusi ini, dan jika diterima sama mereka, dihapus bunganya, yang diberikan keringanan, kalian minta pembayaran vs jurang hajrah lebih ringan. Jadi kalian jangan pernah lari dari masalahmu, hindari sebentar, itu gak papa, tapi setelah itu kamu harus yang berjiwa kesatria, mulailah kenali musuhmu. Kenapa kamu bisa hijau dan dari mana? Di mana kamu pinjol, dan kembali dengan perencanaan yang matang, setelah menghindari itu semua.

LihatTutupKomentar